By. Robby Amrulloh - CGP A.11
Bagaimana
peran Anda sebagai seorang coach di sekolah dan keterkaitannya dengan materi
sebelumnya di paket modul 2 yaitu pembelajaran berdiferensiasi dan pembelajaran
sosial dan emosi?
Peran
saya sebagai seorang coach di sekolah yaitu mengajak rekan sejawat dalam
membicarakan sesuatu hal yang ingin mereka bagi dengan saya untuk mencari
solusi atau pemecahan dari sebuah masalah. Pada kasus ini saya tidak akan
memberikan solusi, tetapi saya akan berusaha mempraktikkan kompetensi inti
coaching untuk memandu dan menuntun rekan saya dalam memahami masalahnya
sehingga rekan saya sendiri mampu membuat rencana aksi yang menjawab
permasalahannya. Dalam percakapan coaching ini, saya akan memosisikan diri saya
sebagai mitra dan bersikap terbuka menerima semua paparan dari coachee serta
terbebas dari asumsi, judgement, maupun pelabelan. Pembelajaran berdiferensiasi
memberi keleluasaan dan kemampuan mengakomodasi kebutuhan murid untuk
meningkatkan potensi dirinya sesuai dengan kesiapan belajar, minat, dan profil
belajar peserta didik yang berbeda-beda. Dengan pembelajaran itu, guru
hendaknya menjadi fasilitator yang berorientasi kepada pemenuhan pembelajaran
yang sesuai dengan kebutuhan murid. Pada pembelajaran berdiferensiasi guru
diharapkan dapat mengelola pembelajaran sesuai dengan kebutuhan muridnya dengan
cara melakukan tes, pengamatan, maupun percakapan ringan yang mampu
menemukenali kesiapan belajar murid maupun profil belajar murid. Pada
pembelajaran sosial dan emosi, guru diharapkan dapat mengelola emosi diri dan
para murid pada kegiatan pembelajaran dengan meningkatkan kesadaran diri,
managemen diri, kesadaran sosial, dan mengambil keputusan yang bertanggung
jawab.
Semua
hal tersebut erat kaitannya pada praktik coaching karena seorang coach harus
menyesuaikan diri dengan berbagai macam coachee yang berbeda karakter, berbeda
keinginan maupun berbeda kebutuhan. Oleh karena itu, dalam praktik coaching
harus disesuaikan dengan kondisi coachee.
Bagaimana
keterkaitan keterampilan coaching dengan pengembangan kompetensi sebagai
pemimpin pembelajaran?
Keterkaitan
keterampilan coaching dengan pengembangan kompetensi saya sebagai pemimpin
pembelajaran yaitu seorang guru harus mampu menuntun para muridnya dalam
menemukenali dan mengembangkan potensi diri murid. Hal ini sangat berpengaruh
besar pada perkembangan pribadi murid dalam menumbuhkan kesadaran diri terhadap
potensi yang dimilikinya. Sehingga tugas guru sebagai coach ini dapat
menumbuhkan potensi yang murid yang selama ini belum ia sadari.
Refleksi
pengetahuan sebelum, selama, dan sesudah mempelajari modul ini
sebelum
mempelajari modul ini, saya berpikir bahwa pembelajaran hanya bertujuan untuk
merubah dan mengasah pengetahuan dan keterampilan anak saja, sehingga nilai
pembelajaran menggambarkan siswa apakah layak dan tidak. Namun setelah
mempelajari modul ini ternyata pembelajaran juga terfokus pada pemenuhan
karakter siswa agar dapat menemukali kemampuan diri dalam mengatasi
permasalahan melalui kegiatan coaching. Hal ini pastinya juga terkait dengan
emosional siswa. Oleh sebab itu siswa akan memiliki kesadaran diri yang tinggi
untuk dapat memahami perasaan diri sendiri sehingga dia mampu menggali
kemampuan dirinya sesuai dengan keadaan. Selain itu memiliki menejemen diri, kesadaran
sosial, kesadaran berelasi, dan dapat mengambil keputusan yang bertanggung
jawab terhadap pilihan-pilihan yang ada. Akan mendorong siswa dalam memaknai
diri menjadi lebih baik
Berkaitan dengan
kebutuhan belajar dan lingkungan yang aman dan nyaman untuk memfasilitasi
seluruh individu di sekolah agar dapat meningkatkan kompetensi akademik maupun
kesejahteraan psikologis (well being), 3 hal mendasar dan pentingnya yang saya
pelajari adalah
1.
Dalam
proses coaching, seorang coach harus mampu mendengarkan aktif
percakapan dengan RASA ( Receipe, Acknowledge, Sumarize,
Ask)
2. Alur percakapan coaching menggunakan
alur TIRTA. (Tujuan, Identifikasi, Rencana Aksi, dan Tanggung Jawab.
3. CGP dapat
mempraktikkan tiga kompetensi inti coaching, presence, mendengarkan aktif, dan mengajukan
pertanyaan berbobot dalam percakapan coaching.
Berkaitan dengan
no 2, perubahan yang akan saya terapkan di kelas dan sekolah bagi murid-murid
dan bagi rekan sejawat.
Dengan
menyediakan waktu untuk menjadi seorang coach didalam menemukali kemampuan diri
siswa dan rekan sejawat ini dapat dilakukan dengan langkah coaching agar coache
dapat mengenali diri sehingga nantinya dapat terciptanya ide, rencana, atau
strategi yang mengarah kepada solusi dari permasalahan yang sedang dihadapi melalui
beberapa pertanyaan pengarah.
Perubahan yang
akan saya terapkan bagi siswa, sebagai pemimpin pembelajaran saya dapat
menuntun siswa di dalam memahami karakter dan emosional melalui 3 kompetensi
seorang coach agar nantinya dapat menumbuhkan dan mengembangkan kemampuan diri
siswa sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai. Selain itu juga Coaching
menjadi salah satu proses ‘menuntun’ belajar murid untuk mencapai kekuatan
kodratnya. Sebagai seorang ‘pamong’. Guru dapat memberikan ‘tuntunan’ melalui
pertanyaan-pertanyaan reflektif dan efektif agar kekuatan kodrat anak terpancar
dari dirinya.
Perubahan yang
akan saya terapkan bagi sekolah, adalah dengan berkolaborasi agar terjalin
kemitraan di mana nantinya posisi coach dan coachee dapat sejajar. Coach adalah
mitra belajar bagi coachee, begitupun coachee adalah mitra belajar untuk coach.
Mitra belajar memberikan perspektif keselarasan dalam berinteraksi dan
berdialog antara coach dan coachee. Dalam proses coaching baik coach maupun
coachee bisa menemukan kekuatan dan potensi dirinya. Pengembangan kekuatan dan
potensi diri inilah yang menjadi tugas seorang coach (pendidik/pamong) terhadap rekan sejawat.
0 Response to "Koneksi Antar Materi - Modul 2.3"
Post a Comment